Gempa bumi merupakan ancaman serius bagi keamanan bangunan dan penghuninya. Dalam dunia konstruksi, tingkatan kinerja bangunan adalah konsep penting yang menentukan seberapa baik sebuah bangunan dapat berfungsi dalam berbagai situasi. Setiap tingkat kinerja memiliki tujuan dan persyaratan yang berbeda, yang dirancang untuk memastikan keselamatan dan fungsionalitas bangunan dalam skenario tertentu. Dalam menghadapi gempa, terdapat empat tingkatan kinerja utama dalam bangunan: pencegahan runtuh (collapse prevention), keselamatan hidup (life safety), kesiapan operasional (immediate occupancy), dan kesiapan penghunian (fully operational level).
1. Pencegahan Runtuh (Collapse Prevention Level)
Tingkat kinerja pencegahan runtuh bertujuan untuk mencegah kegagalan struktural total atau keruntuhan bangunan saat gempa. Bangunan dengan tingkat kinerja pencegahan runtuh dapat bertahan dari guncangan gempa tanpa terjadinya keruntuhan bangunan, walau bangunan sudah tidak layak. Umumnya struktur kolom dan dinding masih berfungsi dengan baik meskipun parapet dan tembok dapat gagal dan dapat terjadi pergeseran struktur secara permanen.
2. Keselamatan Hidup (Life Safety Level)
Tingkat kinerja keselamatan hidup fokus pada melindungi penghuni bangunan dari bahaya selama gempa dan memastikan evakuasi yang aman. Bangunan dengan tingkat kinerja keselamatan hidup memprioritaskan keselamatan penghuni sebagai prioritas utama walau bangunan mungkin tidak dapat diperbaiki secara ekonomis. Meskipun kerusakan bangunan lebih ringan dibandingkan bangunan tingkat collapse prevention, bangunan dalam tingkat kinerja ini masih terdapat risiko penyimpangan struktur secara permanen disertai dengan kerusakan elemen struktur.
3. Kesiapan Operasional (Immediate Occupancy Level)
Tingkat kinerja kesiapan operasional mengacu pada kemampuan bangunan untuk segera ditempati setelah terjadinya kejadian seperti gempa bumi. Bangunan dengan tingkat kinerja ini mungkin mengalami kerusakan arsitektural dan kerusakan minor struktural, namun bangunan masih aman untuk digunakan tanpa perbaikan yang signifikan. Umumnya pada bangunan tingkat kinerja ini tidak terjadi penyimpangan secara permanen dan bangunan masih layak dioperasikan setelah terjadi gempa.
4. Kesiapan Penghunian (Fully Operational Level)
Tingkat kinerja operasional mencakup kemampuan bangunan untuk kembali berfungsi sepenuhnya setelah terjadinya kejadian ekstrem. Hal ini melibatkan penggunaan desain struktural yang kuat dan tahan gempa serta penggunaan bahan bangunan yang sesuai. Bangunan dengan tingkat kesiapan penghunian dapat mengurangi gangguan dan mempercepat proses pemulihan pasca-gempa. Umumnya pada bangunan tingkat kinerja ini kerusakan bangunan termasuk dalam kategori sangat ringan; tanpa adanya penyimpangan permanen, retak-retak kecil pada elemen struktural dan bangunan masih berfungsi secara normal.